Status Organisasi STAPALA
STAPALA adalah Kelompok Pencinta Alam di Sekolah Tinggi Akuntansi
Negara. Stapala ditetapkan sebagai lembaga otonom oleh Senat, dengan SK
067/SKP.01/III/85 tgl 4 maret 1985 yang ditandatangani Ketua Senat saat
itu Suyatno Harun (STAN 77)
Tujuan Kelompok Pencinta Alam STAPALA
Tujuan keberadaan STAPALA adalah Menanamkan rasa cinta kepada Tuhan
Yang Maha Esa, bangsa dan tanah air, Mempererat tali persaudaraan antar
mahasiswa dan alumni di lingkungan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara ,
Menampung, menyalurkan dan mengembangkan kreativitas mahasiswa dan
alumni di lingkungan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara dalam hal kecintaan
terhadap alam.
Maraknya kegiatan-kegiatan Outbond Training pada perusahaan atau
organisasi/lembaga pada masa sekarang membuktikan bahwa
kegiatan-kegiatan di alam bebas sangat mendukung terciptanya manusia
yang berdedikasi, penuh semangat, peduli, kompak, dan berjiwa pemimpin.
Sifat kegiatan di alam yang kadang menghadapi cuaca ekstrem, beresiko
tinggi, dan selalu berinteraksi dengan penduduk adalah experiental
Learning bagi anggota Stapala. Dan telah terbukti menjadi pengalaman
yang sangat berguna dikemudian hari.
Keanggotaan
Saat ini anggota Stapala berjumlah 1066 orang, dengan anggota
berstatus mahasiswa sekitar 50 orang. STAPALA adalah organisasi
pemersatu di lingkungan kampus yang tidak pernah memandang
kesukuan/kedaerah, agama, tahun angkatan, maupun jurusan/spesialisasi.
Sifat keanggotaannya seumur hidup menjadikannya alumni tetap selalu
berperan aktif dalam banyak kegiatan. Pada saat ini, STAPALA diketuai
oleh Ariyandi "Cibumi" Musthofa 1051/SPA/2014.
Sejarah Pendirian Stapala
Stapala didirikan pada tanggal 24 November 1979, ditandai dengan
Musyawarah anggota dan pelantikan Badan Pengurus Harian pertama di
Gunung Pangrango. Para pendiri Stapala adalah Mahasiswa-mahasiswa STAN
angkatan 1977,1978,1979 di antaranya Sjafri Adnan baharuddin, Amoen
Jogasara, Heryono, M.Hatta, Didik Sabudi, Slamet Heryadi,dll.
Kegiatan diawal berdirinya stapala antara lain Pendakian Gunung Gede
10 Nopember 1979. Ini merupakan embrio dari kelahiran organisasi
Stapala. Kemudian disusul dengan pendakian Gunung Pangrango pada tanggal
24 November 1979
Dalam rangka sosialisasi organisasi kemudian diadakanlah kegiatan
perkemahan yang melibatkan seluruh aktivis kampus pada tanggal 27-29
juni 1980 di cinumpang.
Kegiatan
Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan alam,
pendidikan, kebudayaan, dan sosial yang sejalan dengan tujuan STAPALA.
STAPALA telah banyak melakukan kegiatan, baik bersifat nasional maupun internasiona. Ekspedisi Luar Negeri Stapala antara lain :
- Ekspedisi Pendakian Mt.Blanc, Swiss, 1987
- Ekspedisi Pendakian Mt.Cook (New Zealand), 1990
- Ekspedisi Pendakian Mt.Kilimanjaro (Tanzania), 1992
- Ekspedisi Pendakian Mt.Elbrus (Rusia), 2011
Sedangkan Ekspedisi yang bersifat nasional:
- Ekspedisi Pendakian Puncak Carstenz, Papua, 1993
- Ekspedisi Pendakian Gunung Lauser, Aceh, 1997
- Kejuaraan Nasional Dinding Panjat STAN, 1996,2003,2006.
- Ekspedisi Pemanjatan Tebing Parang,Purwakarta,1991
- Ekspedisi Pemanjatan Tebing Serelo,Sumsel,1987
- Survey dan Penelitian Lingkungan Taman Nasional Meru Betiri, 1986
Selain itu STAPALA juga mengadakan kegiatan-kegiatan Lingkungan Hidup
dan Sosial, antara lain Pekan Penghijauan Kampus STAN, 1990,1991 yang
manfaatnya dapat dirasakan saat ini dengan adanya pohon-pohon besar di
lingkungan kampus STAN.
Selain kegiatan-kegiatan bersifat sosial seperti donor darah, sunatan
massal, atau kegiatan lingkungan seperti pembersihan kolam /empang
kampus, hari bebas kendaraan bermotor, dan lain lain, Posko STAPALA
sejak tahun 2007 telah ditetapkan sebagai Posko Siaga Bencana Banjir
Tangerang. Sejak tahun 2007 Anggota Stapala aktif dalam evakuasi korban
banjir di perumahan-perumahan sekitar Kampus STAN. STAPALA dianggap
memenuhi syarat karena kemampuan teknis Anggotanya dan memiliki perahu
karet.
Anggota Stapala juga siap dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat
darurat, seperti misalnya pada saat hilangnya Mahasiswa STAN Jurusan Bea
Cukai ketika mengadakan kegiataan keagamaan di Gunung Salak tahun 2006.
STAPALA mengerahkan banyak anggota, termasuk alumni, menyelamatkan
korban. Moto Stapala adalah "Mencintai Alam Tanpa Melupakan Pendidikan
Akademis".
Alumin dan jaringan di daerah
Selama ini anggota Stapala yang telah menjadi alumni STAN adalah
tulang punggung kegiatan-kegiatan alumni. Anggota Stapala berperan aktif
dalam Kongres Alumni STAN PRODIP pertama tahun 2003 yang membentuk
Ikatan Alumni Pendidikan Tinggi Kedinasan Departemen Keuangan. Kongres
dan Reuni Akbar alumni tahun 2007 dan 2010 juga diujung tombaki oleh
personel-personel Stapala.
Jaringan keanggotaan STAPALA saat ini telah ada di seluruh Indonesia.
Stapala mempunyai Forum STAPALA alumni dengan kepungurusan yang lintas
angkatan dan instansi. Ketua Forum adalah Dandossi Matram (1981).
Kepengurusan daerah terbagi dengan kordinator-kordinator wilayah yang
tersebar dari Sabang sampai Merauke. Mereka juga lah yang menjadi
kordinator sosialisasi kegiatan-kegiatan alumni STAN di daerah.
Selain internal STAN, Forum Alumni STAPALA beberapa kali terlibat
langsung dalam penyelenggaraan kegiatan-kegiatan nasional ekstra STAN
misalnya Kongres Nasional Luar Biasa Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
tahun 2007, dan Rapat Umum Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun
2008.
Posko STAPALA
Posko STAPALA bagi anggota Stapala adalah rumah. Not House but Home.
Tempat munculnya ide dan impian-impian besar,dan tempat dimana rasa
kekeluargaan sangat kental dikalangan anggota.Sifat kegiatan STAPALA
yang agak berbeda kerap menuntut hal-hal yang agak berbeda dibanding
organisasi kampus lainnya. Misalnya : Aset-aset Stapala seperti perahu
karet, Dinding Panjat STAPALA yang beberapa kali membawa nama STAN
dikancah nasional juga membutuhkan biaya dan pengawasan yang besar,
kegiatan seperti Posko Banjir membutuhkan tempat yang siaga 24 jam.